Selamat tinggal 2022, selamat datang 2023. Tahun yang tak mudah untuk dilewati. Penuh tantangan, karena ada dua sektor yang harus dikelola dengan baik, sangat baik, yakni ekonomi dan politik. Pertama, ekonomi. Dana Moneter Internaional (IMF) memprediksi dunia akan mengalami pukulan ekonomi yang berat. Bahkan, dikatakan ekonomi akan mengalami kegelapan. Hal ini terjadi karena perang Rusia-Ukraina yang berlangsung hampir setahun telah memorak-porandakan rantai pasok global pangan dan energi. Perang kedua negara bekas pecahan Uni Soviet juga telah memicu inflasi yang meroket di sejumlah negara Eropa, Amerika, dan Asia.
Namun demikian, Indonesia bukan tanpa dasar menghadapi resesi ekonomi global pada 2023. Pertumbuhan ekonomi domestik mampu bertahan, bahkan pada sektor-sektor tertentu, seperti pertanian, perdagangan, informasi dan telekomunikasi, dan manufaktur. Pertumbuhan investasi pantas diacungi jempol. Realisasi investasi selama Januari-September 2022 mencapai Rp892,4 triliun. Angka ini sudah menembus 74,4?ri target realisasi investasi sepanjang 2022 yang sebesar Rp1.200 triliun.
Selain tantangan dalam bidang ekonomi, bidang politik pun tak kalah runyamnya. Di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19, Indonesia akan menyongsong Pemilu 2024, kompetisi politiknya akan dimulai pada awal Januari ini hingga penetapan calon presiden dan wakil presiden pada Oktober mendatang.
Kepentingan jangka pendek dengan syahwat politik yang menegasikan akal sehat dan nurani mesti dijauhkan dari kontestasi politik. Sikap kenegarawanan para politikus dan netralitas penyelenggara pemilu akan menciptakan pemilu benar-benar sebuah pesta rakyat yang menggembirakan bukan menakutkan, menebar teror, hoaks, dan ujaran kebencian, yang membuat demokrasi mundur seribu langkah ke belakang.
