Ilustrasi IHSG. Foto: MI.
Jakarta: Kinerja IDX Composite (IHSG) dalam sepekan terakhir masih menunjukkan trend bearish walaupun lebih terbatas. Tercatat, kinerja IHSG turun tipis sebesar 0,20 persen ke level 6.687 poin.
Riset Infovesta Utama menuturkan, terkoreksinya indeks terutama dipicu oleh kinerja beberapa sektor yang mengalami penurunan, di antaranya sektor teknologi dan energi masing-masing sebesar minus 5,33 persen dan 3,34 persen yang menghambat laju pergerakan IHSG.
Sedangkan menilik sentimen, dari domestik berasal dari rilis data pertumbuhan kredit yang melambat menjadi 8,08 persen YoY pada April 2023 vs 9,93 persen YoY pada Maret 2023.
Selain dari domestik, perhatian pasar juga tertuju pada sentimen global khususnya dari AS yakni pembahasan kenaikan plafon utang AS yang masih belum mencapai kesepakatan antara pemerintah dan Kongres jelang deadline awal Juni pekan depan.
Terlebih lembaga Fitch Rating juga memberikan pernyataan saat ini rating AS yang berada di level AAA masuk dalam status pengawasan.
Selain itu, pasar juga disajikan beberapa data ekonomi AS yang menaikkan persepsi risiko pasar terhadap pergerakan inflasi yakni data klaim pengangguran AS yang turun melebihi ekspektasi pasar, indeks S&P Global PMI komposit dan servis yang bertahan di level ekspansinya, dan rilis pertumbuhan ekonomi AS kuartal I-2023 estimasi kedua yang tumbuh 1,3 persen atau di atas ekspektasi sebesar 1,1 persen.
Pasar obligasi meningkat
Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Government Bond Index dalam sepekan meningkat sebesar 0,22 persen ke level 9.994,36. Sentimen dari domestik yakni RDG-BI yang kembali menahan suku bunga BI-7DRR di level 5,75 persen alias sesuai konsensus.
Sikap BI yang berlanjut dovish membuat pasar obligasi kian positif. Sedangkan dari global, sentimen cenderung negatif yakni rilis data indeks harga PCE yang meningkat ke level 4,4 persen YoY atau lebih tinggi dibanding periode Maret sebesar 4,2 persen dan diatas ekspektasi pasar 4,1 persen.
Perkembangan angka ketenagakerjaan AS yang tengah menguat dan indeks harga PCE dapat menjadi pertimbangan The Fed dalam mengambil sikap selanjutnya.
Walaupun pada FOMC terakhir The Fed menyatakan penghentian kenaikan, namun cenderung beragamnya pernyataan dari beberapa pejabat The Fed pada akhir-akhir ini telah meningkatkan risiko pasar terhadap ketidakpastian Langkah The Fed berikutnya.
Untuk pekan depan, hanya terdapat tiga hari perdagangan, sehingga pasar saham (IHSG) berpotensi akan bergerak sideways.
"Investor saham diharapkan wait and see terutama dalam mengambil momentum
buy on weakness. Sedangkan pada pasar obligasi diprediksi masih melanjutkan tren positif dalam rentang terbatas," jelas riset itu, Senin, 29 Mei 2023.